ARAHANNEWS - Pemerintah Perdana Menteri India, Narendra Modi, berencana untuk memperluas kemampuan Bank Ekspor-Impor negara dalam menawarkan pinjaman jangka panjang dan murah. Skema pinjaman ini ditujukan untuk klien yang mengalami kesulitan dalam memperoleh pembiayaan konvensional karena profil risiko politik atau kredit mereka.
Selain itu, New Delhi akan meningkatkan jumlah atase pertahanan di misi luar negeri untuk menegosiasikan kesepakatan senjata secara langsung, terutama dengan pemerintah yang bergantung pada Rusia untuk persenjataan.
India selama ini lebih fokus pada pembelian pesawat tempur dari Rusia dan howitzer dari Amerika Serikat untuk menghadapi China dan Pakistan. Meskipun India memiliki sektor produksi senjata kecil, perusahaan swasta kini mulai memproduksi amunisi dan peralatan canggih.
Menteri Pertahanan Rajnath Singh menyatakan bahwa India berkomitmen untuk meningkatkan ekspor pertahanan setelah invasi Rusia ke Ukraina pada 2022, yang menyebabkan negara-negara mencari alternatif untuk kebutuhan senjata.
India memproduksi senjata senilai US$14,8 miliar pada tahun fiskal 2023-2024, mengalami peningkatan 62% sejak 2020. Selain itu, Delhi menjadi perantara antara delegasi yang mengunjungi kontraktor senjata domestik dan mendemonstrasikan peralatan canggih.
Pemerintah Modi menetapkan target untuk menggandakan ekspor senjata menjadi US$6 miliar pada tahun 2029, melampaui amunisi dan senjata ringan saat ini.
Narasumber https://arahannews.blogspot.com/