Kamis, 15 Mei 2025

Trump di Timur Tengah: 5 Update Penting soal Normalisasi dan Pengakuan Palestina

 


ARAHANNEWS - Presiden AS Donald Trump memulai kunjungannya ke Timur Tengah pada tanggal 13 Mei 2025. Fokus kunjungan ini adalah pembicaraan dengan para pemimpin Dunia Arab mengenai beberapa isu penting. 


Trump memulai kunjungan di Riyadh, Arab Saudi, untuk menghadiri forum investasi dan bertemu dengan Putra Mahkota Saudi, Mohammed Bin Salman (MBS), serta Presiden Suriah Ahmed Al Sharaa. Setelah itu, ia akan pergi ke Doha, Qatar, untuk pembicaraan antara Washington dan negara-negara Teluk. 


Amerika Serikat setuju untuk menjual paket senjata senilai hampir US$142 miliar kepada Arab Saudi, yang dianggap sebagai "perjanjian kerja sama pertahanan terbesar" dalam sejarah AS. Perjanjian ini mencakup kesepakatan dengan banyak perusahaan pertahanan AS di berbagai bidang termasuk pertahanan udara, rudal, dan komunikasi. Selain itu, Trump juga akan menyaksikan penandatanganan pemesanan pesawat Boeing oleh Qatar Airways, meskipun detail jenis pesawat yang dipesan belum diumumkan. 


Trump juga mengumumkan bahwa di bawah kepemimpinannya, AS akan mencabut semua sanksi terhadap Suriah. Ia menyatakan bahwa langkah ini bertujuan memberi Suriah kesempatan untuk mencapai stabilitas dan mengakhiri kesengsaraan yang telah berlangsung selama bertahun-tahun. Trump mengatakan sanksi terhadap Suriah bersifat "brutal" dan kini sudah waktunya bagi negara tersebut untuk bersinar. 


Dalam pertemuannya dengan Putra Mahkota MBS, Trump mendorong normalisasi hubungan antara Israel dan Arab Saudi, meskipun pejabat Gedung Putih menyebutkan bahwa hal ini bukanlah prioritas saat ini. Trump mengharapkan hubungan formal antara kedua negara terjalin pada "waktunya sendiri". Ia juga mendorong Suriah untuk mengambil langkah-langkah menuju normalisasi dengan Israel, sementara peneliti menilai bahwa Gedung Putih menyadari bahwa perjanjian normalisasi saat ini tidak mungkin terjadi. 


Dalam perkembangan lain, kemungkinan Trump akan mengumumkan pengakuan AS atas Negara Palestina selama KTT Arab di Arab Saudi. Menurut laporan, jika pengakuan tersebut diumumkan, hal itu akan menjadi pernyataan penting yang dapat mengubah keseimbangan kekuatan di Timur Tengah. Palestina merupakan isu penting dalam kebijakan luar negeri AS, dan Trump sebelumnya telah mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel, yang menuai kritik dari Palestina. Setelah serangan Israel di Gaza, Trump bahkan menyarankan pembangunan Gaza menjadi "riviera Timur Tengah" baru.


Dalam kunjungannya, Trump menyebut Iran sebagai "kekuatan paling merusak" di Timur Tengah dan menyalahkannya atas ketidakstabilan di kawasan. Ia memperingatkan bahwa AS tidak akan membiarkan Iran memperoleh senjata nuklir dan memberi peringatan terakhir untuk diplomasi. Iran dihadapkan pada pilihan antara "kekacauan dan teror" atau perdamaian. Trump menyatakan keinginannya untuk membuat kesepakatan dengan Iran tetapi mengancam akan memberikan tekanan maksimum jika Iran menolak perdamaian. Di Riyadh, ia menekankan bahwa "Iran tidak akan pernah memiliki senjata nuklir," dan tawarannya tidak akan bertahan selamanya. Ia membandingkan "visi konstruktif" Arab Saudi dengan "keruntuhan" yang ditimbulkan oleh pimpinan Iran. AS juga berupaya memulihkan perjanjian nuklir 2015, JCPOA, untuk mencabut sanksi ekonomi bagi Iran.





Narasumber https://arahannews.blogspot.com/

www.slot-500.org

www.slot1000k.com

www.bet-888.org