ARAHANNEWS - Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada 4 Mei 2025 mengumumkan tarif 100% untuk semua film impor, dengan alasan bahwa insentif dari negara lain telah mendorong produksi film keluar negeri dan mengancam industri film AS. Namun, detail tentang pelaksanaan tarif ini belum jelas, yang menyebabkan kritik dari pemerintah dan industri hiburan di berbagai negara.
Menteri Kebudayaan Prancis menyatakan dukungan untuk sistem perlindungan sinema lokal, sedangkan industri film Australia meminta bantuan Mel Gibson, yang merupakan penasihat Trump. Industri film India yang bergantung pada pasar AS juga mengkhawatirkan keputusan ini karena dapat mengurangi pembelian film India, memaksa mereka lebih bergantung pada platform digital.
Di sisi lain, reaksi Korea Selatan terhadap tarif ini lebih tenang. Para ahli berpendapat bahwa dampak langsung terhadap industri film Korea akan minim, mengingat kecilnya porsi ekspor film dari Korea Selatan ke AS. Ekspor film Korea Selatan tahun lalu hanya sekitar 10% dari nilai totalnya yang mencapai US$41,93 juta.
Jika tarif hanya dikenakan pada cetakan film bioskop, dampaknya bagi Korea diperkirakan kecil, sehingga perusahaan-perusahaan besar memilih untuk menunggu kejelasan lebih lanjut. Namun, ada kemungkinan dampak finansial dapat meluas, karena produksi asing di Korea membawa pendapatan yang lebih besar dibandingkan ekspor film ke AS.
Beberapa pakar melihat kemungkinan keuntungan dari kebijakan ini. Jika tarif diperluas ke serial dan streaming, platform lokal Korea dapat bersaing lebih baik dengan layanan seperti Netflix dan Disney+. Hal ini dapat memberi ruang bagi produksi jaringan TV Korea untuk berkembang.
Korea Creative Content Agency (KOCCA) berfokus pada pengembangan konten lokal sebagai bagian dari rencana ekspansi global, dengan membuka lebih banyak kantor luar negeri. Platform Tving juga bersiap untuk memperluas jangkauan pasarnya secara global, mengincar pasar dengan permintaan tinggi terhadap K-content seperti Amerika Utara dan Jepang. Tving menargetkan untuk mencapai 15 juta pelanggan pada tahun 2027, dengan merger dengan Wavve dianggap kunci untuk mencapai target tersebut.
Narasumber https://arahannews.blogspot.com/