ARAHANNEWS - WWW.SLOT-500.ORG Laporan terbaru dari Amnesty International mengungkapkan bahwa jumlah eksekusi di Arab Saudi meningkat dua kali lipat pada 2024, menjadikannya tertinggi di Timur Tengah. Peningkatan ini berlanjut hingga 2025, dengan hukuman mati sebagian besar untuk pelanggaran terorisme dan narkoba.
Amnesty International menyatakan bahwa pemerintah Saudi menggunakan hukuman mati untuk menekan pendapat politik dan menghukum minoritas Syiah yang ikut dalam protes antara 2011 dan 2013. Pada 2024, setidaknya 345 eksekusi dilakukan, meningkat dari 172 pada tahun sebelumnya, mencatat jumlah tertinggi dalam satu tahun yang diamati. Hanya China dan Iran yang mengeksekusi lebih banyak orang, dengan Iran mencatat 972 eksekusi dan China diduga mengeksekusi ribuan, meski angka pastinya tidak disebutkan.
Negara-negara lain di Timur Tengah seperti Irak, Yaman, dan Mesir juga menunjukkan peningkatan eksekusi, dengan laporan menyebutkan kenaikan 32% dari tahun 2023, menjadikan 2024 sebagai yang tertinggi sejak 2015. Di Irak, jumlah eksekusi hampir meningkat empat kali lipat dalam setahun.
Putra Mahkota Saudi, Mohamed bin Salman, berjanji untuk mengurangi penggunaan hukuman mati dalam reformasi pemerintahannya. Namun, pemantau khawatir tren ini akan terus berlanjut hingga 2025. Sejak awal tahun, lebih dari 60 orang dieksekusi, menyangkut warga Saudi dan asing dengan tuduhan berat. Kebanyakan eksekusi dilakukan dengan pemenggalan kepala, mencakup berbagai tuduhan, termasuk kejahatan tanpa kekerasan.
Kritikus menuding pengadilan Saudi mengandalkan pengakuan yang diperoleh dengan penyiksaan, serta menolak akses hukum bagi terdakwa.
Narasumber https://arahannews.blogspot.com/
https://heylink.me/Slot-500jackpot