ARAHANNEWS - WWW.BET-888.ORG Kebijakan tarif yang diterapkan Presiden AS Donald Trump menyebabkan konflik dan perang dagang, dengan tarif 10% untuk semua impor mulai berlaku pada 5 April 2025. Tarif resiprokal untuk 60 negara, termasuk Indonesia, mulai berlaku 9 April 2025. Tarif ini adalah biaya bea masuk yang harus dibayar oleh perusahaan AS yang mengimpor barang dari negara lain, dengan tarif resiprokal di Indonesia sebesar 32% dan di China 34%, yang bisa meningkat hingga 104%.
Kenaikan tarif ini akan membuat harga barang impor dari negara lain di AS menjadi lebih mahal, sehingga konsumen harus membayar lebih. Contoh yang diberikan oleh Profesor Jason Miller dari Michigan State University menunjukkan bagaimana harga barang elektronik, seperti laptop, akan meningkat. Sebuah laptop seharga US$400 dengan margin 30% akan dijual seharga US$571, dan setelah menambahkan tarif 104%, harganya bisa melonjak hingga US$966. Ini mencerminkan inflasi 69% dan keuntungan peritel yang berkurang.
Produk dari berbagai kategori akan mengalami kenaikan harga, terutama barang elektronik. Miller menyatakan bahwa tarif tersebut akan mempengaruhi negara produsen barang elektronik seperti Vietnam, Taiwan, Jepang, India, dan China. Ia memprediksi bahwa tarif Trump dapat dinegosiasi untuk beberapa negara, tetapi tidak untuk China, sehingga harga elektronik seperti laptop dan HP akan meroket.
Miller menyarankan masyarakat AS untuk membeli HP dan laptop segera sebelum harga naik, meski kenaikan harga mungkin memakan waktu beberapa bulan untuk terwujud karena peritel masih memiliki stok yang ada. Selain elektronik, produk lain yang akan terdampak termasuk perabot, sepatu, microwave, piring, dan lain-lain.
Ia juga memperingatkan bahwa variasi produk di pasaran mungkin akan berkurang karena importir cenderung memilih barang yang paling menguntungkan. Iklim jual-beli di AS akan menjadi menantang ketika harga barang meningkat, dan konsumen akan lebih berhati-hati dalam pengeluaran mereka.
Narasumber https://arahannews.blogspot.com/
