Minggu, 16 Maret 2025

Bank Sentral Korea Ingatkan Bahaya Ekonomi, Masalah Ini Jadi Sorotan

 


Jakarta, ARAHANNEWS - www.slot-500.org Ancaman krisis makin minimnya angka kelahiran di Korea Selatan (Korsel) membuat Gubernur Bank Sentral Korsel Rhee Chang-yong khawatir.

Ia bahkan tak segan menyatakan, permasalahan itu bisa membuat ekonomi Korsel akan mengalami kemerosotan mulai 2050. Korsel menurutnya tak akan lagi melihat pertumbuhan ekonomi jika masalah itu tak terselesaikan mulai 2050.

"Angka kelahiran saat ini merupakan keadaan darurat nasional. Jika tren ini terus berlanjut, Korea akan menghadapi krisis populasi yang tidak dapat diatasi yang mengancam stabilitas ekonomi dan kohesi sosial," kata Rhee, dilansir The Korea Times, seperti dikutip Sabtu (15/3/2025).

Arahannews melaporkan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik Korsel, jumlah rata-rata kelahiran turun ke titik terendah sepanjang masa, untuk periode kuartalan, sebesar 0,65 pada periode Oktober-Desember 2023.

Angka ini jauh di bawah target 2,1 kelahiran per wanita yang dibutuhkan untuk menjaga populasi negara tersebut stabil pada angka 51 juta jiwa tanpa adanya pertimbangan imigrasi.

Secara tahunan, angka kelahiran pada setiap wanita di Korea Selatan juga turun menjadi 0,72 pada 2023 dari tahun sebelumnya masih di level 0,78 per wanita, dan berlanjut merosot ke level 0,75 pada 2024. Pada 2015, jumlah angka kelahiran per wanita sebetulnya sudah di level 1,24.

Korea Selatan juga sebagai satu-satunya negara di antara negara-negara anggota Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan atau OECD yang tingkat kesuburan totalnya berada di bawah 1 pada 2021.

Jumlah bayi yang lahir di Korea Selatan tahun lalu juga turun ke rekor terendah sebanyak 229.970 dengan penurunan 7,7% dibandingkan tahun sebelumnya. Jumlah bayi yang lahir di bawah 400.000 untuk pertama kalinya muncul pada 2017, dan merosot lebih jauh ke bawah 300.000 pada 2020 dan menjadi di bawah 250.000 pada 2022.

Gubernur Bank Sentral Sentil Biaya-Biaya Mahal


Gubernur Bank of Korea (BOK) Rhee Chang-yong pun menyerukan kepada pemerintah dan masyarakat Korsel untuk mengurangi persaingan yang ketat maupun beban terkait pekerjaan, sulitnya membeli perumahan, dan tingginya biaya perawatan anak.

"Jika tingkat kelahiran tetap pada angka 0,75 sebagaimana pada 2024, Korea mau tidak mau akan menghadapi pertumbuhan ekonomi negatif yang berkepanjangan setelah tahun 2050," ungkap Rhee.

Ia menganggap, kaum muda Korsel saat ini menghadapi persaingan ketat untuk mendapatkan pekerjaan yang semakin sulit dicari dan berkualitas tinggi, sehingga menyulitkan stabilitas karir.

Pada saat yang sama, harga perumahan juga terus melambung, membuat kepemilikan rumah tampak mustahil. "Di bawah tekanan ini, membesarkan anak menjadi lebih dari sekedar tantangan, malah beban finansial dan emosional yang sangat besar," ujar Rhee.

Menurutnya, masalah krisis demografi ini dipicu terkonsentrasinya populasi di Seoul, dan teramat kompetitifnya untuk masuk ke universitas. Selain itu, juga ada kontribusi perubahan iklim yang membuat beban keuangan terhadap aktivitas bisnis, rumah tangga, dan sistem keuangan.

"Kerusakan iklim lokal yang parah dapat menyebabkan kerugian finansial yang signifikan bagi rumah tangga dan bisnis, mengganggu stabilitas lembaga keuangan, dan menyebarkan guncangan ke seluruh perekonomian," tegasnya.



Narasumber https://arahannews.blogspot.com/

https://heylink.me/Slot-500jackpot

https://allmy.bio/slot-500.com

https://linktr.ee/Slot500maxwin


Sabtu, 15 Maret 2025

Serius Incar Piala Dunia 2026, Negara Asia Barat Ini Andalkan 12 Pemain Naturalisasi!

 


ARAHANNEWS - www.bet-888.org NEGARA Asia Barat, Timnas Uni Emirat (UEA), mengandalkan 12 pemain naturalisasi di Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia. Bagaimana dengan Timnas Indonesia? Federasi Sepakbola UEA (UEA FA) memiliki mimpi besar, yakni meloloskan Timnas UEA ke Piala Dunia 2026.

Demi merealisasikan target di atas, mereka mengontrak pelatih sekaliber Paulo Bento, per 9 Juli 2023. Paulo Bento dikenal sebagai salah satu pelatih top dunia. Ia pernah meloloskan Timnas Portugal ke Piala Dunia 2010, serta membawa Korea Selatan melaju ke 16 besar Piala Dunia 2022.

1. Naturalisasi


Tak hanya menghadirkan staf pelatih jempolan, UEA FA juga menaturalisasi sejumlah pemain. Pemain-pemain yang dinaturalisasi tidak memiliki darah UEA, melainkan diproses setelah lima tahun tinggal di negara jazirah Arab tersebut.

Berdasarkan penelusuran Arahannews, dari 26 pemain yang dipanggil Paulo Bento untuk laga melawan Iran (20 Maret 2025) dan Korea Utara (25 Maret 2025) di lanjutan Grup A Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia, 12 di antaranya berstatus pemain naturalisasi.

Mereka ialah Kouame Autonne (Pantai Gading), Marcus Meloni (Brasil), Fabio Lima (Brasil), Isam Faiz (Maroko), Jonatas Santos (Brasil), Luanzinho (Brasil), Mackenzie Hunt (Brasil), Alaeddine Zouhir (Tunisia), Lucas Pimenta (Brasil), Bruno (Brasil), Caio Canedo (Brasil), Caio Lucas (Brasil).

Sebanyak lima nama di antaranya baru akan menjalani debut bersama Timnas UEA bulan ini. Mereka ialah Lucas Pimenta (bek tengah, 24 tahun – Brasil), Jonatas Santos (winger kiri, 23 tahun – Brasil), Caio Lucas (winger kiri, 30 tahun – Brasil), Luanzinho (gelandang, 24 tahun – Brasil) dan Alaeddine Zouhir (bek tengah, 25 tahun – Tunisia).

2. Bersaing


Kehadiran pemain-pemain naturalisasi terbukti membuat Timnas UEA bersaing di babak ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia. Hingga matchday keenam Grup A babak ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia, UEA duduk di posisi tiga dengan 10 angka.

UEA hanya terpaut tiga angka dari Uzbekistan di posisi dua, atau batas akhir tim yang lolos otomatis ke Piala Dunia 2026. Jika gagal finis dua besar, UEA yang didominasi pemain naturalisasi asal Brasil bisa mengambil tiket lolos Piala Dunia 2026 via babak keempat.

Bagaimana dengan Timnas Indonesia? Berbeda dengan Timnas Indonesia, PSSI menaturalisasi pemain yang memiliki darah Indonesia. Untuk FIFA Matchday Maret 2025, pelatih Patrick Kluivert memanggil 19 pemain keturunan.

Berkat bantuan 19 pemain keturunan ini, Timnas Indonesia dalam trek tepat lolos Piala Dunia 2026. Hingga matchday keenam Grup C, Timnas Indonesia duduk di posisi tiga dengan enam angka, hanya tertinggal satu angka dari Australia di posisi dua. Jadi, sanggup lolos ke Piala Dunia 2026, Timnas Indonesia?



Narasumber https://arahannews.blogspot.com/

https://linky.ph/bet888view

https://lynk.id/bet888vvip

https://sandwiche.me/bet888big

https://adstoto-daftaar.vercel.app

Gibran ke Kadin: Hilirisasi Kunci Masa Depan Ekonomi Indonesia

 


JAKARTA ARAHANNEWS - www.slot1000k.com Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka menyampaikan bahwa Kadin memiliki peran strategis dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dan menjaga iklim investasi. Hal ini dia sampaikan saat menghadiri acara buka puasa bersama pengurus Kamar Dagang (Kadin) di JCC Senayan Jakarta, Jumat (14/3/2025). 

Di depan ratusan pengusaha handal itu, Gibran berpesan agar para anggota Kadin inu fokus pada industri padat karya dan berorientasi pada ekspor. Dia juga meminta agar selalu memberdayakan para petani, nelayan, sektor UMKM dan tentunya mendukung hilirisasi.

"Saya juga berpesan Bapak-Ibu untuk terus mendukung kemajuan teknologi dan juga yang paling penting, mendukung hilirisasi industri," ucap Gibran.

1. Pentingnya Hilirisasi


Mantan Wali Kota Solo ini juga menegaskan bahwa ia dan presiden Prabowo Subianto tak pernah bosan membahas masalah hilirisasi. Sebab banyak keuntungan yang didapatkan dengan hilirisasi.

"Dengan hilirisasi, kita bisa membuka lapangan pekerjaan, dengan hilirisasi kita bisa keluar dari middle income trap dengan hilirisasi kita juga bisa meningkatkan nilai tambah di dalam negeri," ujarnya.

2. Dampak Perubahan Iklim


Namun, dalam pelaksanaannya Gibran mengingatkan pentingnya mengedepankan aspek sosial, lingkungan dan keberlanjutan. Sebab kata Gibran dampak perubahan iklim kini sudah ada di depan mata.

"Kekeringan, banjir, lalu kenaikan air laut, ini adalah ancaman yang nyata dan sudah di depan mata," ucapnya.

Oleh karena itu, kini tantangan yang harus dihadapi para pengusaha yakni mencari titik keseimbangan. Bagiamana caranya tetap menggenjot hilirisasi namun tetap menjaga keseimbangan alam.

"Kita genjot hilirisasi, tapi juga harus wajib menjaga lingkungan. Kita genjot produksi pertanian, tapi juga harus menjaga keseimbangan alam," pungkasnya.


Narasumber https://arahannews.blogspot.com/

heylink.me/slot1000k

https://allmy.bio/www.slot1000k.com

https://linktr.ee/slot1000k

Bukan Amerika, Inilah Negara yang Kini Paling Dibenci Rusia!

 


Jakarta, ARAHANNEWS - www.slot-500.org  Moskow dan London kembali bersitegang setelah Rusia mengusir dua diplomat Inggris dalam eskalasi ketegangan terbaru antara kedua negara.

Pengusiran ini menyusul tuduhan spionase dan tudingan Rusia terhadap Inggris sebagai provokator perang di Ukraina, sementara Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump berusaha menengahi konflik antara Rusia dan Ukraina.

Ketegangan antara Rusia dan Inggris bukanlah hal baru. Dalam sejarah, keduanya telah beberapa kali bersitegang, terutama selama dua abad terakhir. Namun, dengan perang yang masih berkecamuk di Ukraina sejak 2022, hubungan kedua negara memburuk secara signifikan.

"London hari ini, seperti pada malam sebelum Perang Dunia, kembali menjadi ancaman utama bagi Rusia," kata SVR, badan intelijen luar negeri Rusia, dilansir Reuters, Jumat (14/3/2025).

Salah satu pejabat Rusia bahkan menyebut bahwa Inggris telah menjadi kekuatan penghasut utama di antara negara-negara Barat dalam menentang Rusia. Seorang lainnya menyatakan bahwa "Inggris memicu kekacauan dan perang" di Ukraina.

Tak hanya itu, Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer, dituduh memimpin langkah-langkah agresif terhadap Moskow, terutama setelah berulang kali menyerukan dukungan penuh kepada Ukraina dalam konflik yang sedang berlangsung.

Sementara itu, Presiden Trump berusaha memperbaiki hubungan dengan Rusia dan mencari jalan damai bagi konflik Rusia-Ukraina, tetapi langkah-langkah London dinilai sebagai penghambat perdamaian.

Perseteruan Panjang Inggris-Rusia


Rusia telah lama memiliki hubungan yang bergejolak dengan Inggris, yang kini dipandang sebagai musuh utama oleh Moskow. Menurut pernyataan SVR, Inggris memiliki sejarah panjang dalam memprovokasi dan memperkeruh situasi di kawasan Eropa.

"London hari ini, seperti pada malam sebelum Perang Dunia, kembali menjadi provokator utama perang dan kekacauan," ujar pihak SVR.

Mereka menuding Inggris telah berperan dalam menggagalkan berbagai upaya Trump untuk menengahi konflik Rusia-Ukraina.

Namun, SVR tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai bagaimana Inggris bertindak sebelum pecahnya dua perang dunia. Sejak Rusia menginvasi Ukraina pada tahun 2022, konflik ini menjadi yang paling mematikan di Eropa sejak Perang Dunia Kedua.

Di tengah upaya Rusia dan Amerika Serikat di bawah Trump untuk mencari jalan damai, London tetap menjadi suara paling keras dalam mendesak sanksi terhadap Rusia. Banyak pengamat di Rusia menganggap Inggris sebagai penggerak utama sikap keras Barat terhadap Moskow.

Hubungan yang Makin Memburuk


Situasi politik yang semakin panas terlihat jelas dalam langkah-langkah terbaru yang diambil kedua negara. Inggris telah mengusir sedikitnya 10 diplomat Rusia sejak awal perang, sementara Rusia menuduh seorang diplomat Inggris terlibat dalam tindakan "permusuhan" yang bertujuan untuk merusak hubungan kedua negara.

"Tindakan Inggris benar-benar tidak bisa diterima," kata seorang pejabat senior Rusia. "Mereka bertingkah seolah-olah bisa mengatur segalanya dan hanya menambah bahan bakar ke dalam api konflik ini."

Perdana Menteri Keir Starmer juga dikritik oleh tokoh politik Rusia karena dianggap mencoba menghalangi upaya rekonsiliasi yang diinisiasi oleh Donald Trump. Rusia menilai bahwa Inggris memainkan peran sebagai "musuh nomor satu" dengan mempengaruhi kebijakan negara-negara Barat dalam mengambil sikap terhadap Moskow.

Sanksi dan Ancaman Balasan dari Rusia


Selain saling mengusir diplomat, ketegangan semakin meningkat setelah keputusan Uni Eropa untuk membekukan aset Rusia.

Ketua parlemen Rusia dan sekutu dekat Putin, Vyacheslav Volodin, menyinggung perlunya Rusia untuk menarik kembali uangnya dari Inggris.

"Inggris sudah meraup banyak keuntungan dari Rusia selama bertahun-tahun. Kini saatnya kita mengambil kembali yang menjadi hak kita," ujar Volodin.

Sementara itu, perdagangan antara kedua negara juga menurun drastis akibat konflik geopolitik yang berkepanjangan. Data terbaru menunjukkan bahwa personel kedutaan Inggris di Rusia telah berkurang setidaknya 10 orang sejak awal perang, sebagai akibat dari kebijakan tit-for-tat yang saling diambil kedua negara.

Di tengah perseteruan ini, beberapa perusahaan besar Inggris, termasuk perusahaan farmasi seperti AstraZeneca dan GlaxoSmithKline, masih beroperasi di Rusia, meskipun semakin banyak suara yang mendesak pembatasan bisnis dengan perusahaan asing yang berasal dari negara-negara yang dianggap bermusuhan oleh Moskow.

Masa Depan Hubungan Inggris-Rusia


Dengan meningkatnya sentimen anti-Inggris di Rusia, banyak pengamat yang mulai bertanya-tanya apakah hubungan antara kedua negara dapat diperbaiki. Retorika yang muncul di televisi negara Rusia belakangan ini semakin menunjukkan bahwa Inggris dianggap sebagai ancaman.

Beberapa komentator bahkan menghidupkan kembali ungkapan lama: "The Englishwoman relieves herself on Russia" yang mencerminkan ketidakpercayaan mendalam terhadap niat London terhadap Moskow.

Sementara itu, ketegangan antara AS dan Uni Eropa juga meningkat setelah pengenaan tarif 25% pada impor baja dan aluminium oleh Washington, yang memicu ancaman "tindakan balasan" dari Uni Eropa terhadap barang impor AS senilai 26 miliar euro.

Seorang pejabat Uni Eropa menyatakan bahwa negosiasi dengan AS di tahap ini akan sia-sia.

"Ini tidak akan menjadi diskusi yang produktif," ujar pejabat tersebut, menyamakan negosiasi ini dengan "meletakkan ikan busuk di atas meja".


Narasumber https://arahannews.blogspot.com/

https://heylink.me/Slot-500jackpot

https://allmy.bio/slot-500.com

https://linktr.ee/Slot500maxwin

https://adstoto-daftaar.vercel.app

Jumat, 14 Maret 2025

Prabowo ke Putin: RI Bakal Kirim Kapal Perang ke Rusia

 


Jakarta, ARAHANNEWS - www.bet-888.org Presiden RI Prabowo Subianto dilaporkan telah berkomitmen kepada Presiden Rusia Vladimir Putin untuk mengirimkan kapal perang ke negara itu. Hal ini disampaikan langsung oleh Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Sergey Tolchenov, Kamis (13/3/2025).

Kepada sejumlah media di Indonesia, Tolchenov menyebut pengiriman kapal ini adalah untuk mengikuti parade angkatan laut Rusia pada Juli 2025 mendatang di St Petersburg. Diketahui, Rusia akan merayakan Hari Angkatan Laut pada 27 Juli mendatang.

"Presiden Prabowo telah berkomitmen kepada presiden kami Vladimir Putin untuk mengirim kapal perang untuk ikut serta dalam parade ini. Parade ini sendiri juga diikuti oleh sejumlah kapal perang negara sahabat Rusia," tuturnya.

"Kami belum mengetahui apakah Indonesia akan mengirimkan satu kapal atau satu armada perang. Namun pemerintah (Indonesia) sudah berjanji untuk ikut serta."

Tolchenov sendiri juga telah menyebutkan bahwa Rusia telah mengundang delegasi Indonesia untuk ikut dalam parade Hari Kemenangan pada 9 Mei mendatang. Hari Kemenangan sendiri merupakan hari yang menandai kemenangan Rusia dalam Perang Dunia II, dan pada 2025 ini, hari itu akan memperingati 80 tahun berakhirnya perang.

"Akan ada beberapa pemimpin negara yang hadir seperti Presiden China Xi Jinping dan sejumlah pemimpin negara bekas Uni Soviet di Asia Tengah seperti Kazakhstan, Uzbekistan, dan juga Belarus," tambahnya.

"Kami berharap delegasi Indonesia dapat hadir dalam acara tersebut."


Narasumber https://arahannews.blogspot.com/

https://linky.ph/bet888view

https://lynk.id/bet888vvip

https://sandwiche.me/bet888big